Sekarang saya mau cerita pengalaman yang sangat mengesankan yang terjadi hari Sabtu tanggal 10 Desember di The Kasablanka Hall. Untuk pertamakalinya, saya menonton special show Pandji Pragiwaksono secara live. Setelah kurang lebih 4 tahun mengagumi karya-karya Pandji, akhirnya diumur saya yang hampir 17 ini kesampean juga nonton Pandji secara live. Oke dari pada kebanyakan basa basi, mendingan langsung aja ya.
Cuman ini foto yang saya punya
Saya mau cerita di mulai dari pembelian tiket. Sejujurnya saya hampir tidak jadi nonton karna saya kehabisan presale 1 dan presale 2 untuk kelas gold dan sliver (karna gak kuat buat beli platinum). Tapi karna kerajinan saya sering buka wsydnshop.com, saya kedapetan tiket silver dari presale 2. Karena di sekitar saya ga ada yang suka stand up, jadi dengan nyali saya yang sangat nekat ini. Saya remaja berumur 16 tahun nekat datang sendirian untuk menonton Juru Bicara.
Saya sering sekali membaca tips-tips pandji tentang #JuruBicaraJKT seperti untuk datang lebih awal. Karena tempat duduk tidak ditentukkan yaitu siapa cepat dia dapat. Oleh karena itu, saya jam 4 sudah sampai Kota Kasablanka, dan langsung mampir ka booth wsydn. Jam 5 kurang saya sudah ngantri dan menunggu open gat jam 18.00. Salah satu hal yang saya lakukan adalah SKSD kenalan sama orang yang juga sedang sendirian. Iya karena itu akan mepermudahkan saya dan ada teman ngobrol juga jadinya. Dan yang gua suka dari acara ini adalah, selalu on time. Kita sudah bisa masuk di jam yang memang sudah ditentukn yaitu jam 18.00. Saya senang karena ngantri dari jam 17.00 tidak sia-sia karena saya dapat di kursi yang paling depan di kelas silver.
Pertunjukan pun juga on time, sesuai dengan yang direncanakan yaitu jam 20.30. Komika pembuka yaitu Coki dan Indra Jegel tidak kalah pecah, dua-duanya ngomongin Yanglek! Goks! Setelah dua komika, waktu yang ditung-tunggu pun mulai. Pandji naik keatas panggung memakai batik merah dan disambut penonton dengan meriah. Saya inget banget kalimat yang dilontarkan Pandji sesaat setelah naik keatas panggung "Gua kira yang paling gak enak itu duduk di kelas silver, ternyata paling gak enak itu di platinum paling ujung. Soalnya mau liat layar ke deketan, mau liat gua langsung tapi kayak diangkot". Salah satu bit yang paling gua suka itu tentang rating, apalagi tentang perumpamaan yang diberikan Pandji tentang pelayan dan presenter. Pandji juga sempat menyinggung tentang "berkarya" dan itu sangat membuka pikiran saya. Karena, sebagai anak kelas 12 yang harus pilih jurusan. Kadang meragukan jurusan yang harus dipilih karena "takut untuk berkarya". Padahal, kita gak selalu harus mengandalkan orang lain. Pandji juga ngomongin tentang ganja, islam radikal, animal rescue, HAM dan masih banyak lagi. Sebenernya gua paling sedih kalo Pandji udah ngomong "Terimakasih" karna t=itu tandanya tour Juru Bicara sudah selesai. Tapi dimana ada awal pasti selalu ada akhir.
Ini adalah pengalaman yang paling berkesan. Sayang saya tidak sempat foto, karena sudah larut malam dan rumah saya jauh di negara antah berantah.